menurut Prof.Dr Suyahmo M.Si (guru Besar Filsafat Pancasila)
1) secara prosedural, demokrasi monarki lebih mengharga hak kebebasan warga negara dalam menentukan pilihannya termasuk bebas memilih pemimpin sedangkan monarki tidak ada kebebasan untuk memilih pemimpin dan pemimpin seperti raja ditetapkan secara dinasti, secara turun temurun.
2) secara kualitas, jika pemimpin yang dipilih lewat pemilihan demokrasi maupun di tetapkan secara turun temurun itu keduanya memerintah dengan mengedepankan kepentingan umum (rakyat) diatas kepentingan dirinya/kelompok, serta konsisten menegaskan keadilan, maka keduanya sama-sama berkualitas karena keduanya sama-sama berpihak kepada kepentingan rakyat.
ayo hidup berpancasila
Jumat, 14 Oktober 2016
Kamis, 13 Oktober 2016
KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING (BIMBINGAN KONSELING KOMPREHENSIF) SERTA PEMETAAN TUGAS KONSELOR DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL
KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING (BIMBINGAN KONSELING KOMPREHENSIF) SERTA PEMETAAN TUGAS KONSELOR
DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL
Makalah
disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling (BK)
Dosen
Pengampu: Bpk. Eko Nusantoro
Disusun oleh:
Novi
Juwita Pratiwi (3301414009)
Ade
Niken Hapsari (3301414012)
Yeni
Hanifah (3301414024)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
hirabbil’alamin. Puji syukur atas rahmat dan rahim dari Allah SWT. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan
dan Konseling.
Materi
dalam makalah yang kami susun membahas mengenai komponen BK dan pemetaan tugas
konselor dalam Jalur Pendidikan Formal. Materi dalam makalah ini kami ambil dari sumber buku yang
berkaitan dengan hal tersebut guna melengkapi makalah ini. Yang diharapkan
nantinya, kita dapat sedikit mengetahui bagaimana sebenarnya program BK yang
ada di Jalur Pendidikan Formal.
Kami yakin makalah yang
kami susun masih banyak kelemahan, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar ada perbaikan yang lebih bagus lagi untuk dapat memperbaiki
makalah in. Terima kasih.
Semarang,
10 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Komponen Program Bimbingan dan Konseling................................................................ 2
1.Pelayanan Dasar.......................................................................................................... 2
2. Pelayanan Responsif................................................................................................... 3
3. Perencanaan Individual............................................................................................... 4
4. Dukungan Sistem ....................................................................................................... 5
B. Pemerataan Tugas
Konselor Dalam Jalur Prndidikan Formal ............................................ 6
1.
Tugas Konselor di Taman Kanak-Kanak ................................................................. 6
2.
Tugas Konselor di Sekolah Dasar/ MI ..................................................................... 6
3.
Tugas Konselor di Sekolah Menengah ..................................................................... 7
4. Tugas
Konselor di Perguruan Tinggi ......................................................................... 7
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring
perkembangan zaman problematika peserta didik di sekolah semakin beragam. Jalan
pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam
sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbigan
konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan
potensi dalam diri mereka.
Bimbingan
dan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat
penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya
tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan
Konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing serta untuk memotivasi
diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampii bersaing.
Perlunya
Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa
yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya
salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari
teman-temannya dan memiliki permasalahan yang biasanya beruntun.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dan penjelasan mengenai komponen program Bimbingan dan Konseling
(BK)?
2. Bagaimana
Pemetaan Tugas Konselor dalam jalur Pendidikan Formal ?
C.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini:
1. Mengetahui
pengertian beserta penjabaran dari komponen program Bimbingan dan Koseling
(BK).
2. Mengetahui
pemetaan tugas konselor dalam jalur pendidikan formal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING (BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF)
Program
bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu :
1)
Pelayanan
Dasar
a. Pengertian
Pelayanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang di perlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupanya.
b. Tujuan
Tujuan
pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar :
1. Memilliki
kesadaran tentang diri dan lingkunganya.
2. Mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya
3. Mampu
menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
4. Mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
c. Fokus
Pengembangan
Untuk
mengembangkan tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut
aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi pelayanan dasar
dirumuska dan dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain
mencangkup pengembangan :
a) Self-esteem
b) Motivasi
berprestasi
c) Keterampilan
pengambilan keputusan
d) Keterampilan
pemecahan masalah
e) Keterampilan
hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
f)
Penyadaran keragaman budaya
Hal-hal
yang terkait dalam pengembangan karir (terutama di tingkat SLTP/SLTA)
mencangkup pengembangan :
a) Fungsi
agama dalam kehidupan
b) Pemantapan
pilihan program studi
c) Keterampilan
kerja profesional
d) Kesiapan
pribadi dalam dunia kerja
e) Cara
melamar pekerjaan
f)
Kasus-kasus kriminalitas
g) Bahayanya
perkelahian masal
h) Dampak
pergaulan bebas
2)
Pelayanan
Responsif
a. Pengertian
Pelayanan
responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan
dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan negara, sebab jika tidak segera
di bantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan.
b. Tujuan
Tujuan
pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhanya dan
memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami
hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembanganya. Selain itu juga
sebagai upaya untuk mengintervensi masalah masalah atau kepedulian pribadi
konseli yang dirasakan saat itu berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir
dan atau masalah pengembangan pendidikan
c. Fokus
Pengembangan
Fokus
pelayanan responsif bergantung pada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan
konseli berkaitan dengan keinginan untuk memahami suatu hal karena dipandang
pentinng bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti
kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lain tentang pilihan karir dan
program studi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras,
narkotika, pergaulan bebas.
Masalah-masalah
yang mungkin dialami konseli, diantaranya :
a) Merasa
cemas tentang masa depan
b) Merasa
rendah diri
c) Berperilaku
impulsif
d) Membolos
dari sekolah
e) Malas
belajar
f)
Kurang memiliki kebiasaan belajar yang
positif
g) Kurang
bisa bergaul
h) Prestasi
belajar rendah
i)
Malas beribadah
j)
Masalah pergaulan bebas
k) Masalah
tawuran
l)
Manajemen stres
m) Masalah
dalam keluarga
3.
Perencanaan
Individual
a. Pengertian
Perancanaan
Individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang
dan kesempatan yang tersedia di lingkunganya.
b. Tujuan
Perencanaan
individual bertujuan untuk membantu konseli agar
1. Memiliki
pemahaman tentang diri dan lingkungan
2. Mampu
merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir
3. Dapat
melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah
dirumuskan
c. Fokus
Pengembangan
Fokus
pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek
akademik, karir, dan sosial pribadi.
a) Akademik
: Meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan
lanjutan atau pilihan jurusan, memilih
kursus atau pelajaran tambahan yang tepat dan memahami nilai belajar secara
tepat
b) Karir
: Meliputi mengekspresikan peluang-peluang karir, mengeksplorasi
latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang
positif.
c) Sosial-Pribadi
: Memiputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan ketrampilan
sosial yang efektif
4.
Dukungan
Sistem
Program ini memberikan
dukungan kepada konselor dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan.
Sedangkan bagi personel pendidik lainya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini meliputi :
a. Pengembangan
Jejaring (Networking)
Pengembangan jejaring
menyangkut kegiatan konselor yang meliputi
1) Konsultasi
dengan guru guru
2) Menyelenggarakan
program kerjasama dengan orangtua atau masyarakat
3) Berpartisipasi
dalam merencanakan dan melaksanakan program-program sekolah
4) Bekerjasama
dengan personel sekolah lainya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif bagi perkembangan konseli
5) Melakukan
penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan
konseling
6) Melakukan
kerjasama dengan ahli yang terkait dengan bimbingan dan konseling
b. Kegiatan
Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihaa dan meningkatan suatu program bimbingan dan konseling
melalui kegiatan-kegiatan :
1) Pengembangan
profesionalitas
Konselor secara terus
menerus berusaha untuk memutahirkan pengetahuan dan ketrampilanya
2) Pemberian
Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu
melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah dan
pihak di luar sekolah untuk memperoleh umpan balik tentang pelayanan bantuan
yang telah di berikanya kepada para konseli
3) Manajemen
Program
Suatu program pelayanan
bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tercapai bila
tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu. Dalam arti dilakukan
secara jelas, sistematis dan terarah.
B. PEMERATAAN TUGAS KONSELOR DALAM
JALUR PRNDIDIKAN FORMAL
a. Tugas
konselor di Taman Kanak-Kanak
Kebutuhan
pengembangan diri konseli di taman kanak-kanak nyaris sepenuhnya di tangani
oleh guru yang sesuai dengan konteks tugas dan ekspektasi kinerjanya,
menggunakan spektrum karakteristik perkembangan konseli sebagai konteks
permainan yang memfasilitasi perkembangan kepribadian konseli secara utuh.
Namun begitu, konselor juga dapat berperan serta secara produktif di jenjang
Taman Kanak-Kanak sebagai konselor kunjung (Roving Counselor) yang diangkat
tiap gugus sekolah/Madrasah untuk membantu guru dalam menyusun program
bimbingan yang terpadu dengan proses pembelajaran, dan mengatasi perilaku
mengganggu (distruptive Behavior) anak sesuai keperluan, yang salah
pendekatannya adalah Direct Behavioral Consultation.
b. Tugas
Konselor di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
Sampai
saat ini, di jenjang Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah tidak ditemukan posisi
struktural untuk konselor. Namun
demikan, sesuai dengan tingkat perkembangan konseli usia Sekolah Dasar
/Madrasah Ibtidaiyah,kebutuhan akan pelayanannya bukannya tidak ada ,meskipun
tentu saja berbeda dari ekspektasi kinerja konselor di jenjang sekolah menengah
dan jenjang perguruan tinggi. Dengan kata lain konselor juga dapat berperan
serta secara produktif di jenjang sekolah dasar, sebagai konselor kunjung (
Roving Counselor) yang diangkat pada setiap gugus sekolah /madrasah, 2 (dua) –
3 (tiga) konselor untuk membantu guru mengatasi perilaku mengganggu
(distruptive Behavior) sesuai keperluan , antara lain dengan pendekatan Direct Behavioral
Consultation.
c. Tugas
Konselor di Sekolah Menengah
Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah menengah jenjang sekolah menengah merupakan
setting yang paling subur bagi konselor karena di jenjang itulah konselor dapat
berperan secara maksimal dalam memfasilitasi konseli mengaktualisasikan potensi
yang dimilikinya secara optimal. Konselor berperan untuk membantu peserta didik
dalam menumbuhkembangkan potensinya. Salah satu potensi yang seyogyanya
berkembang pada diri konseli adalah kemandirian,seperti kemampuan mengambil
keputusan penting dalam perjalanan hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan
maupun persiapan karier. Dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling
,konselor seyogyanya melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang
terkait,seperti dengan kepala sekolah /
madrasah, guru-guru mata pelajaran, orang tua konseli. Di samping itu dapat
bekerjasama dengan ahli misalnya dokter,dan psikolog.
Di
sekolah menengah kejuruan (SMK) pelayanan bimbingan dan konseling lebih di
fokuskan pada upaya membantu konseli mengokohkan pilihan dan pengembangan karir
sejalan dengan bidang vokasi yang menjadi pilihannya. Bimbingan karir
(membangun soft skills ) dan bimbingan vokasional (membangun hard skills) harus
dikembangkan sinergis , dan untuk itu diperlukan kolaaborasi produktif antara
konselor dengan guru bidang studi/mata pelajaran/keterampilan vokasional.
d. Tugas
Konselor Di Perguruan Tinggi
Di
jenjang perguruan tinggi, konseli telah difasilitasi baik penumbuhan karakter
serta penguasaan hard skills maupun soft skills lebih lanjut yang diperlukan
dalam perjalanan hidup serta dalam mempersiapkan karier. Oleh karena itu, di
jenjang perguruan tinggi pelayanan bimbingan dan konseling lebih di fokuskan
pada pemantapan karir, sebisa mungkin yang paling cocok baik dengan rekam jejak
pendidikan nya maupun kebutuhan untuk mengakutalisasikan dirinya sebagai
pribadi yang prioduktif,sejahtera serta berguna untuk manusia lain.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Program
bimbingan dan konseling di sekolah disusun dan diselenggarakan atas dasar
kerangka berfikir dan pola dasar pelaksanaan tertentu. Program bimbingan dan
konseling komprehensif mengandung empat komponen, yaitu: (1). Pelayanan Dasar; (2).
Pelayanan responsif; (3). Perencanaan individual; (4) dukungan sistem.
Sedangkan
Pemetaan
tugas konselor dalam jalur prndidikan formal meliputi: (1) tugas konselor di
taman kanak-kanak; (2) tugas konselor di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah;
(3) tugas konselor di Sekolah Menengah; (4) tugas konselor di Perguruan Tinggi
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Awalya, M.Pd,Kons.,dkk.
2013. Bimbingan dan Konseling.
Semarang, penerbit: MKU/MKDK LP3
Langganan:
Postingan (Atom)