Kamis, 13 Oktober 2016

KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING (BIMBINGAN KONSELING KOMPREHENSIF) SERTA PEMETAAN TUGAS KONSELOR DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL









KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING (BIMBINGAN KONSELING KOMPREHENSIF) SERTA PEMETAAN TUGAS KONSELOR DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL
Makalah disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling (BK)
Dosen Pengampu: Bpk. Eko Nusantoro


Disusun oleh:
Novi Juwita Pratiwi       (3301414009)
Ade Niken Hapsari       (3301414012)
Yeni Hanifah                 (3301414024)




UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil’alamin. Puji syukur atas rahmat dan rahim dari Allah SWT. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Materi dalam makalah yang kami susun membahas mengenai komponen BK dan pemetaan tugas konselor dalam Jalur Pendidikan Formal. Materi dalam makalah ini kami ambil dari sumber buku yang berkaitan dengan hal tersebut guna melengkapi makalah ini. Yang diharapkan nantinya, kita dapat sedikit mengetahui bagaimana sebenarnya program BK yang ada di Jalur Pendidikan Formal.
Kami yakin makalah yang kami susun masih banyak kelemahan, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari pembaca agar ada perbaikan yang lebih bagus lagi untuk dapat memperbaiki makalah in. Terima kasih.


                                                                                                Semarang, 10 Oktober 2015                                       
                                                                                                             Penulis











DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang............................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................................. 1
BAB  II PEMBAHASAN
A.     Komponen Program Bimbingan dan Konseling................................................................ 2
1.Pelayanan Dasar.......................................................................................................... 2
2. Pelayanan Responsif................................................................................................... 3
3. Perencanaan Individual............................................................................................... 4
4. Dukungan Sistem ....................................................................................................... 5
B. Pemerataan Tugas Konselor Dalam Jalur Prndidikan Formal ............................................ 6
1.      Tugas Konselor di Taman Kanak-Kanak ................................................................. 6
2.      Tugas Konselor di Sekolah Dasar/ MI ..................................................................... 6
3.      Tugas Konselor di Sekolah Menengah ..................................................................... 7
4.      Tugas Konselor di Perguruan Tinggi ......................................................................... 7
BAB  III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 10





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman problematika peserta didik di sekolah semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbigan konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.
Bimbingan dan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan Konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing serta untuk memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampii bersaing.
Perlunya Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya dan memiliki permasalahan yang biasanya beruntun.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan penjelasan mengenai komponen program Bimbingan dan Konseling (BK)?
2.      Bagaimana Pemetaan Tugas Konselor dalam jalur Pendidikan Formal ?
C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini:
1.      Mengetahui pengertian beserta penjabaran dari komponen program Bimbingan dan Koseling (BK).
2.      Mengetahui pemetaan tugas konselor dalam jalur pendidikan formal.


BAB II
PEMBAHASAN

A.KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING (BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF)
Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu :
1)      Pelayanan Dasar
a.       Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang di perlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupanya.
b.      Tujuan
Tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar :
1.      Memilliki kesadaran tentang diri dan lingkunganya.
2.      Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya
3.      Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
4.      Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
c.       Fokus Pengembangan
Untuk mengembangkan tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi pelayanan dasar dirumuska dan dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencangkup pengembangan :
a)      Self-esteem
b)      Motivasi berprestasi
c)      Keterampilan pengambilan keputusan
d)      Keterampilan pemecahan masalah
e)      Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
f)        Penyadaran keragaman budaya
Hal-hal yang terkait dalam pengembangan karir (terutama di tingkat SLTP/SLTA) mencangkup pengembangan :
a)      Fungsi agama dalam kehidupan
b)      Pemantapan pilihan program studi
c)      Keterampilan kerja profesional
d)      Kesiapan pribadi dalam dunia kerja
e)      Cara melamar pekerjaan
f)        Kasus-kasus kriminalitas
g)      Bahayanya perkelahian masal
h)      Dampak pergaulan bebas

2)      Pelayanan Responsif
a.       Pengertian
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan negara, sebab jika tidak segera di bantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
b.      Tujuan
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhanya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembanganya. Selain itu juga sebagai upaya untuk mengintervensi masalah masalah atau kepedulian pribadi konseli yang dirasakan saat itu berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir dan atau masalah pengembangan pendidikan
c.       Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan responsif bergantung pada masalah atau  kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk memahami suatu hal karena dipandang pentinng bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lain tentang pilihan karir dan program studi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas.
Masalah-masalah yang mungkin dialami konseli, diantaranya :
a)      Merasa cemas tentang masa depan
b)      Merasa rendah diri
c)      Berperilaku impulsif
d)      Membolos dari sekolah
e)      Malas belajar
f)        Kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif
g)      Kurang bisa bergaul
h)      Prestasi belajar rendah
i)        Malas beribadah
j)        Masalah pergaulan bebas
k)      Masalah tawuran
l)        Manajemen stres
m)    Masalah dalam keluarga

3.      Perencanaan Individual
a.       Pengertian
Perancanaan Individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkunganya.
b.      Tujuan
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar
1.      Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungan
2.      Mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir
3.      Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskan
c.       Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial pribadi.
a)      Akademik : Meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat dan memahami nilai belajar secara tepat
b)      Karir : Meliputi mengekspresikan peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.
c)      Sosial-Pribadi : Memiputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan ketrampilan sosial yang efektif

4.      Dukungan Sistem
Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan bagi personel pendidik lainya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini meliputi :
a.       Pengembangan Jejaring (Networking)
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang meliputi
1)      Konsultasi dengan guru guru
2)      Menyelenggarakan program kerjasama dengan orangtua atau masyarakat
3)      Berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan program-program sekolah
4)      Bekerjasama dengan personel sekolah lainya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan konseli
5)      Melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling
6)      Melakukan kerjasama dengan ahli yang terkait dengan bimbingan dan konseling

b.      Kegiatan Manajemen
Kegiatan  manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihaa dan meningkatan suatu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan :
1)      Pengembangan profesionalitas
Konselor secara terus menerus berusaha untuk memutahirkan pengetahuan dan ketrampilanya
2)      Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah dan pihak di luar sekolah untuk memperoleh umpan balik tentang pelayanan bantuan yang telah di berikanya kepada para konseli
3)      Manajemen Program
Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu. Dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah.
B. PEMERATAAN TUGAS KONSELOR DALAM JALUR PRNDIDIKAN FORMAL
a.       Tugas konselor di Taman Kanak-Kanak
Kebutuhan pengembangan diri konseli di taman kanak-kanak nyaris sepenuhnya di tangani oleh guru yang sesuai dengan konteks tugas dan ekspektasi kinerjanya, menggunakan spektrum karakteristik perkembangan konseli sebagai konteks permainan yang memfasilitasi perkembangan kepribadian konseli secara utuh. Namun begitu, konselor juga dapat berperan serta secara produktif di jenjang Taman Kanak-Kanak sebagai konselor kunjung (Roving Counselor) yang diangkat tiap gugus sekolah/Madrasah untuk membantu guru dalam menyusun program bimbingan yang terpadu dengan proses pembelajaran, dan mengatasi perilaku mengganggu (distruptive Behavior) anak sesuai keperluan, yang salah pendekatannya adalah Direct Behavioral Consultation.
b.      Tugas Konselor di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
Sampai saat ini, di jenjang Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah tidak ditemukan posisi struktural  untuk konselor. Namun demikan, sesuai dengan tingkat perkembangan konseli usia Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah,kebutuhan akan pelayanannya bukannya tidak ada ,meskipun tentu saja berbeda dari ekspektasi kinerja konselor di jenjang sekolah menengah dan jenjang perguruan tinggi. Dengan kata lain konselor juga dapat berperan serta secara produktif di jenjang sekolah dasar, sebagai konselor kunjung ( Roving Counselor) yang diangkat pada setiap gugus sekolah /madrasah, 2 (dua) – 3 (tiga) konselor untuk membantu guru mengatasi perilaku mengganggu (distruptive Behavior) sesuai keperluan , antara lain  dengan pendekatan Direct Behavioral Consultation.
c.       Tugas Konselor di Sekolah Menengah
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah jenjang sekolah menengah merupakan setting yang paling subur bagi konselor karena di jenjang itulah konselor dapat berperan secara maksimal dalam memfasilitasi konseli mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya secara optimal. Konselor berperan untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkembangkan potensinya. Salah satu potensi yang seyogyanya berkembang pada diri konseli adalah kemandirian,seperti kemampuan mengambil keputusan penting dalam perjalanan hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun persiapan karier. Dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling ,konselor seyogyanya melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait,seperti dengan kepala  sekolah / madrasah, guru-guru mata pelajaran, orang tua konseli. Di samping itu dapat bekerjasama dengan ahli misalnya dokter,dan psikolog.
Di sekolah menengah kejuruan (SMK) pelayanan bimbingan dan konseling lebih di fokuskan pada upaya membantu konseli mengokohkan pilihan dan pengembangan karir sejalan dengan bidang vokasi yang menjadi pilihannya. Bimbingan karir (membangun soft skills ) dan bimbingan vokasional (membangun hard skills) harus dikembangkan sinergis , dan untuk itu diperlukan kolaaborasi produktif antara konselor dengan guru bidang studi/mata pelajaran/keterampilan vokasional.
d.      Tugas Konselor Di Perguruan Tinggi
Di jenjang perguruan tinggi, konseli telah difasilitasi baik penumbuhan karakter serta penguasaan hard skills maupun soft skills lebih lanjut yang diperlukan dalam perjalanan hidup serta dalam mempersiapkan karier. Oleh karena itu, di jenjang perguruan tinggi pelayanan bimbingan dan konseling lebih di fokuskan pada pemantapan karir, sebisa mungkin yang paling cocok baik dengan rekam jejak pendidikan nya maupun kebutuhan untuk mengakutalisasikan dirinya sebagai pribadi yang prioduktif,sejahtera serta berguna untuk manusia lain.


























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling di sekolah disusun dan diselenggarakan atas dasar kerangka berfikir dan pola dasar pelaksanaan tertentu. Program bimbingan dan konseling komprehensif mengandung empat komponen, yaitu: (1). Pelayanan Dasar; (2). Pelayanan responsif; (3). Perencanaan individual; (4) dukungan sistem. Sedangkan
Pemetaan tugas konselor dalam jalur prndidikan formal meliputi: (1) tugas konselor di taman kanak-kanak; (2) tugas konselor di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah; (3) tugas konselor di Sekolah Menengah; (4) tugas konselor di Perguruan Tinggi

















DAFTAR PUSTAKA

Dr. Awalya, M.Pd,Kons.,dkk. 2013. Bimbingan dan Konseling. Semarang, penerbit: MKU/MKDK LP3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar